Dear Indri Anggana Anindita (puisi bisu)
"Ohh, ohhDiatas ini sepenggal lirik yang terngiang ditelingaku saat ku berkunjung ke blognya. ya kekasihku. tapi entahlah. aku yang bodoh, sempat berkata ingin pergi, dan menjadi salah kaprah dari arti "kepergian" yang membuatnya tertoreh pilu. Bodoh ! pemimpin macam apa aku ? mendiang yang kupahat hancur seraya penyesalanku yang tak terhenti. aku berharap masih ada nafas, aku bergantung pada keajaiban. ditambah ini adalah bulan dan hari kemenangan. please... give me. give me a chance !
So much for my happy ending
Ohh, ohh
So much for my happy ending
ohh, ohh,ohhhh
Let's talk this over
It's not like we're dead
Was it something I did?
Was it something you said? "
Indri Anggana Anindita, apa yang harus ku katakan pada senja ? mungkin beliau takkan sudi menenggalamkanku dalam cahayanya yang kemerahan. lalu masihkah ada pasukan malam dengan desis syahdunya ? aku rasa bulan akan bertampik ! bintang akan meredup seraya kekecewaan dengan yang telah aku lakukan. bagaimana dengan mentari ? beliau takkan terbit tanpa pasukan malam. jadi.. jadi apa ?
Kemarau datang lebih cepat, tanah akan menggersang, dedaunan berguguran ! ulat akan membusuk biru, burung berhenti berkicau. dan Singa akan terkaing perih.
Tolong, tolong beri mata air ditanah hatiku Ndri. ku mengemis padamu, aku menyesal.
aku, terduduk disudut utk menunggumu.
menunggumu datang utk mengusik sunyi.
0 komentar:
Posting Komentar