Imaginasi Mentari
Kaulah sang penguasa jeda.Di tanganmu, jarak tersulam menjadi parit antar panel dalam sebuah komik tempat imajinasi dan harapan dilempar dari satu panel lalu ditangkap dan dilemparkan lagi di panel berikutnya bagaikan seorang pemain akrobat dalam sirkus.Menyenangkan pada awalnya, namun ternyata panel berikutnya sangat jauh sedang aku belum siap belajar terbang dan tak ada jaring yang bisa menangkapku di bawah sana.
Di jarak antara ruang tunggu dan entah apa namanya, wajahmu tereduksi jadi bentuk yang sangat mudah dikenali hanya dua titik mata dan segaris mulut.Lalu seiring dengan rasa nyeri, wajahmu terproyeksi di dinding, di cermin, di pintu lemari tak teralihkan, bahkan oleh anggunnya rintik hujan bulan Juni.
dan aku terjaga karena ku takut memimpikannya
sampai kusadari bahwa rasa yang kusebut dengan "rindu" hanyalah efek dari kafein dan gula dalam segelas soda.
0 komentar:
Posting Komentar