Kado untuk Ayah
Hi Sobat Blogger :)
pada bulan Suci ini, ayahku ulang tahun... Nah, sebagai kado Fiktif, aku ingin berikan ini ke ayahku...
Yah, jika dapat ayah dengari Bunyi dari secari kertas yang aku buat :)
sekedar puisi ulung yang dapat kuberi,
karena ku sadar,
bahwa aku belum dapat memberikan yang ayah inginkan dariku.
untaian kata-kata yang terurai bermodal imaginasi dari hati.
sudah lebih dari setengah abad kau hidup.
kini kau membina nafas keluarga.
momongan seorang anak telah kau dapat.
tak hanya 1 atau 2 tapi 5 anak yang kau pimpin.
bahagia,karena sekarang bukan hanya seorang anak.
tapi kini kau dapat menimang seorang cucuk.
mungkin kelak akan kau dengar seruan kata "hi kek"
emosional sempurna kau dapati.
perjalananmu sungguh berarti bagi kami.
kau basuh tubuh dengan keringat disekujur tubuh.
penuh haru dan pilu lihat kau berjuang.
bukan hanya sandang dan pangan.
namun jua berusaha untuk cukupi pendidikan merata kepada seluruh anak.
beban yang kau pikul
tak terlihat dimataku.
disaat kau lapar,kau katakan dengan lugas.
makanlah nak aku tidak lapar.
air mata terurai haru perjuanganmu.
tak henti walau pahit.
tak henti walau sedih.
kau tetap pertahankan simbolis seorang pemimpin.
makasih ayah untuk semua yang telah kau beri.
karena ku sadar,
bahwa aku belum dapat memberikan yang ayah inginkan dariku.
untaian kata-kata yang terurai bermodal imaginasi dari hati.
sudah lebih dari setengah abad kau hidup.
kini kau membina nafas keluarga.
momongan seorang anak telah kau dapat.
tak hanya 1 atau 2 tapi 5 anak yang kau pimpin.
bahagia,karena sekarang bukan hanya seorang anak.
tapi kini kau dapat menimang seorang cucuk.
mungkin kelak akan kau dengar seruan kata "hi kek"
emosional sempurna kau dapati.
perjalananmu sungguh berarti bagi kami.
kau basuh tubuh dengan keringat disekujur tubuh.
penuh haru dan pilu lihat kau berjuang.
bukan hanya sandang dan pangan.
namun jua berusaha untuk cukupi pendidikan merata kepada seluruh anak.
beban yang kau pikul
tak terlihat dimataku.
disaat kau lapar,kau katakan dengan lugas.
makanlah nak aku tidak lapar.
air mata terurai haru perjuanganmu.
tak henti walau pahit.
tak henti walau sedih.
kau tetap pertahankan simbolis seorang pemimpin.
makasih ayah untuk semua yang telah kau beri.
0 komentar:
Posting Komentar